Monday, April 11, 2011

Surat Buat Bakal Suamiku

Assalammualaikum....

Dear,calon suamiku...

Apa khabarnya imanmu hari ini?

Sudahkah harimu ini diawali dgn syukur?

Kerana dpt mnatap kembali fananya hidup ini..

Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu atas amanah yg saat ini sedang kau genggam..

Wahai calon suamiku . .

Tahukah engkau bertapa ALLAH sgt mencintaiku dengan dahsyatnya..?

Disini aku ditempa utk menjadi dewasa,agar aku bijak menyikapi sebuah khidupan dan bersedia mndampingimu kelak..

Meskipun kadang keluh dan putus asa menyapa,namun kini kurasakan diri ini lebih baik..

Kadang kala aku tertanya2 mengapa ALLAH selalu mengujiku tepat dihatiku . .

Bagian terapuh diriku namun kini aku tahu jawapannya..

Allah tahu dimana tempat yg plg tepat agar aku sentiasa kembali mengingatiNya..

Ujian demi ujian, insyaALLAH..

menjadikn aku lebih baik,sehingga saat kelak kita bertemu dan kau bangga telah memiliku di hatimu..

Calon suamiku..

Entah dimana dirimu sekarang..

Tapi aku yakin ALLAH juga mencintaimu sebagaimana dia mencintaiku. .

Aku yakin dia kini sedang melatihmu menjadi seorg mujahid hingga aku bangga memilikimu kelak..

Apa yg kuhrp darimu adalah kesolehan,semoga sama halnya dgn dirimu..

Kerana apabila kecantikan yg kau hrpkan dariku,hanya sia2 yg akan kau dapati..

wahai calon suamiku..

Saat aku masih menjadi asuhan ibu bapaku..

Doaku agar mnjadi anak yg solehah ..

Agar kelak dpt mnjadi tabungan keduanya di akhirat . .

Namun nanti,setelah mnjadi isterimu,aku berharap mnjadi pendamping yg solehah..

Agar kelak disyurga cukup aku mnjadi bidadarimu,mendampingi dirimu yg soleh..

Aku ini pencemburu..

Tapi kalau ALLAH dan Rasullulah lebih kau cintai drpdku aku rela..

Aku brharap begitu juga dirimu..

Aku yakin kaulah yg kuperlukan,meski nanti kau bukanlah org yg kuharapkan..

Calon suamiku yg dirahmati ALLAH..

Apabila tiba saatnya..

Takkan kunamainya dgn saat yg derita..

Kerana disitulah markas dakwah kita..

Ketika kelak lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahan kita..

Bantu aku utk bersama mendidiknya dgn harta yg halal,ilmu yg bermanfaat. .

Terutama dgn menanamkan pada diri mereka ketaatan kpd ALLAH..

Bunga akan indah pada waktunya . .

Iaitu ketika bermekaran menghiasi taman..

Maka kini telah kupersiapkan diri ini sebaik2nya,bersiap mnyambut khadiranmu dlm khidupanku..

Kini aku sedang belajar mnjadi yg terbaik..

Calon suamiku..

Inilah sekilas harapan yg kuukirkan dlm rangkaian kata..

Spt kata org tidak semua yg dirasakan dpt diungkap dgn kata2..

Itulah yg kini kuhadapi . .

Kelak saat kita sdg bersama maka,disitulah kau akan memahami diriku..

Sama halnya dgn diriku yg akan belajar memahami dirimu..

Bersabarlah calon suamiku..

Doaku selalu agar ALLAH memudahkan jlnmu mnjemputku sbg bidadarimu..

Semoga ALLAH selalu mnjagamu..

Agar tak tersentuh yg bukan mahrammu..

Meski hanya sehujung kuku..

Agar kau dapat mmpersembahkan dirimu untukku..

Spt halnya aku yg ingin mmpersembahkan diriku hanya utk dirimu..

Aku mencintaimu kerana ilmu yg ada pada dirimu..

Semoga Allah meredhai kehidupanmu dan semoga Allah mempertemukan kita dalam pertemuan yang abadi..berkekalan hingga ke syurgawi..

InsyaALLAH..

Wasalammualaikum..

PS: Perkongsian daripada Nota Sahabat, Rabiatul Adawiyah..

Sunday, April 10, 2011

Thoughts To Remember

Sunday that i am having now is quite different from usual routines i always do.

This once in a moon opportunity i try to pack in a lot of beneficial things. Realizing there are several TIME magazines i haven't read yet, then Alhamdulillah Allah has given me ample time to finish up reading all those materials. Just to improve and enhance knowledge in everything Allah Knows the best for me.

One of the topics highlighted in the magazine is about Go Ahead-Cry at work.. telling the readers how emotions affect ourselves being at workplace.

I am quite surprised and wondered why did the writer come up with this topic? Didn't she think that it's normal when people could never be seperated from own feelings?

The emotions i mean here such as anger, frustration, fear, anxiety and many more..

I was quite shocked when the writer wrote "...there are no clear protocols about emotional expression in the office".. saying that, are we a robot?, sensing nothing whenever we get scolded by anyone in the workplace or no response if our words did not meet our expectation?

For me, i agree when it says that "when someone gets emotional in the workplace, it makes the person seem more human".

Ha ha . . Maybe because i would also in the same situation as if my students did not do any tasks i had given them earlier, my temper would definitely rise.(However, most of the time i will try to get over the temper first)

We are just human being. Imperfect. Plus, showing the emotions should not be judging as signal of unprofessionalism or weakness. The issue is just....

How do we cope with those such feelings?

For example, a nice teacher sobbing after entered her class.. a disciplinary teacher gets temper with his students.
 
Therefore, when we meet people who express their feelings physically, let's try to understand their circumstances first.

Dont be too hurry judging them this and this.

Do listen and slow talk to them.

Once they have finished with theirs, show your love attitude. Give pleasant advice if necessary.

If we are the person who experincing it, then the first foremost is to be calm down. Release the feelings without letting others hurt.

Here, a good muslim should know well in handling himself/herself against disturbing times off him/her.

Learn to express of anger, frustration or sadness by equipping yourself with sense of control over the situation. Surely, we can avoid many terrible things from happening.


Lastly, i like this quotation taken from hadith saying:

"Orang mukmin yang kuat lebih baik daripada orang mukmin yang lemah. Oleh itu berpegang teguhlah pada tiap-tiap kebajikan yang akan memberi manfaat dan mohonlah pertolongan kepada Allah "                                                                                                                               
                                                                                   
                                                                            -Hadith Riwayat Muslim

PS: Have a wonderful weekends dear.. ;)

Saturday, April 2, 2011

As-Sajdah: Ku harap Namaku Diseru Kelak

Alhamdullillah.. segalanya syukur kepada Maha Perkasa Allah SWT kerana diizinkan kami berkumpul seramai 12 orang dalam usrah ABIM Kota Belud kali ini.

Sekali lagi Allah SWT memberi kejutan buat ana. Kehadiran yang menggembirakan, jika sebelum ini dengan bilangan 4 hingga 6 orang. Alhamdullillah..

Perbincangan kali ini mengenai Surah As Sajdah, surah ke-32, bermula ayat 10 hingga 17, tatkala ana terkesan dengan firmannya dalam ayat 12:

Dan jika sekiranya engkau lihat ketika orang-orang berdosa menundukkan kepalanya di sisi Tuhannya, lalu berkata: Ya Tuhan kami, kami telah lihat dan kami telah dengar (seksa yang kami mungkiri), sebab itu kembalikanlah kami (ke atas dunia), supaya kami kerjakan amalan soleh, sungguh kami yakin, (nescaya engkau lihatlah kejadian yang hebat).

Menceritakan fenomena yang berlaku di hari pembalasan kelak. Bagaimana orang-orang yang mendustakan kebenaran, pernah dulu berpaling daripada cara hidup islam semasa hayatnya di dunia. Tiba hari pembalasan, merayu-rayu kepada Allah SWT agar dikembalikan ke dunia dengan janji untuk beramal soleh.

Bagaimanapun,

Di sinilah Allah menempelak golongan ini, sambil mengingatkan kita semua dalam surah Al Anaam ayat  28 berbunyi:

"Bahkan, nyatalah bagi mereka apa-apa yang mereka sembunyikan masa dahulu. Jika sekiranya mereka dikembalikan (ke atas dunia), nescaya mereka akan kembali mengerjakan apa yang dilarang dan sesungguhnya mereka itu dusta belaka."

Ana berfikir sejenak tentang dambaan kita kepada hidayah dan taufik daripada Allah SWT. Kerana dengan cahaya keimananlah, kita dapat mengecapi kebahagiaan sebenar. Mengenal siapa Allah..

Sedangkan golongan kafir yang tidak dilapangkan dada mereka dengan kebenaran islam, tidak memiliki apa jua kekuatan untuk menyelamatkan diri. Inikan pula, kononnya mereka akan mempraktikkan islam dalam hayat andai dikembalikan ke dunia semula. Padahal, Allah jualah Maha Mengetahui apa yang terkandung dalam hati setiap hambaNYA.

Maka, firman Allah lagi dalam ayat seterusnya, ayat 14,

"Sebab itu, rasailah olehmu (seksa itu), kerana kamu telah melupakan pertemuan hari ini, sesungguhnya kami telah melupakan kamu pula, dan rasailah olehmu seksa yang kekal, kerana (dosa) yang telah kamu kerjakan."


Wahai para pembaca yang dirahmati Allah SWT,

Bagaimana agaknya perasaan kita jika dalam sehari itu, pasangan kita langsung tidak bertegur sapa dengan kita?

Sahabat baik kita baru melangsungkan majlis pernikahannya, namun kita langsung tidak dimaklumkan?

Kita mendapat keputusan yang cemerlang dalam peperiksaan, namun.. tidak ada seorangpun yang datang mengucapkan ucapan tahniah buat kita?

Apakah perasaannya jika merasakan diri kita semakin luput dan dilupakan?

Menanggung azab di neraka, tiada lagi syafaat datang membantu. Bahkan penghuni neraka itu rupa-rupanya langsung dilupakan.. Tiada siapa bertanya di mana mereka berada. Apa khabar mereka? Maka, tinggallah bersendirian selama-lamanya di sana dengan ditemani azab pedih silih berganti tidak pernah terhenti..

Akhirnya.......

Pulanglah kepada Allah SWT dengan jalan taubat. Mohonlah agar hati-hati kita semua akan Allah tetapkan dalam kebenaran islam. Sesungguhnya, Allah SWT Maha membolak-balikkan hati hamba-hambaNYA, namun InshaAllah.. selagi mana ketika sentiasa bermujahadah untuk terus konsisten @ istiqamah dengan kebaikan, pasti Allah SWT sentiasa menambahkan hidayah dan taufiqNYA.

Moga dirimu sentiasa dalam perlindunganNYA, sayang...


***********************************************************************************