Assalammualaikum....
Dear,calon suamiku...
Apa khabarnya imanmu hari ini?
Sudahkah harimu ini diawali dgn syukur?
Kerana dpt mnatap kembali fananya hidup ini..
Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu atas amanah yg saat ini sedang kau genggam..
Wahai calon suamiku . .
Tahukah engkau bertapa ALLAH sgt mencintaiku dengan dahsyatnya..?
Disini aku ditempa utk menjadi dewasa,agar aku bijak menyikapi sebuah khidupan dan bersedia mndampingimu kelak..
Meskipun kadang keluh dan putus asa menyapa,namun kini kurasakan diri ini lebih baik..
Kadang kala aku tertanya2 mengapa ALLAH selalu mengujiku tepat dihatiku . .
Bagian terapuh diriku namun kini aku tahu jawapannya..
Allah tahu dimana tempat yg plg tepat agar aku sentiasa kembali mengingatiNya..
Ujian demi ujian, insyaALLAH..
menjadikn aku lebih baik,sehingga saat kelak kita bertemu dan kau bangga telah memiliku di hatimu..
Calon suamiku..
Entah dimana dirimu sekarang..
Tapi aku yakin ALLAH juga mencintaimu sebagaimana dia mencintaiku. .
Aku yakin dia kini sedang melatihmu menjadi seorg mujahid hingga aku bangga memilikimu kelak..
Apa yg kuhrp darimu adalah kesolehan,semoga sama halnya dgn dirimu..
Kerana apabila kecantikan yg kau hrpkan dariku,hanya sia2 yg akan kau dapati..
wahai calon suamiku..
Saat aku masih menjadi asuhan ibu bapaku..
Doaku agar mnjadi anak yg solehah ..
Agar kelak dpt mnjadi tabungan keduanya di akhirat . .
Namun nanti,setelah mnjadi isterimu,aku berharap mnjadi pendamping yg solehah..
Agar kelak disyurga cukup aku mnjadi bidadarimu,mendampingi dirimu yg soleh..
Aku ini pencemburu..
Tapi kalau ALLAH dan Rasullulah lebih kau cintai drpdku aku rela..
Aku brharap begitu juga dirimu..
Aku yakin kaulah yg kuperlukan,meski nanti kau bukanlah org yg kuharapkan..
Calon suamiku yg dirahmati ALLAH..
Apabila tiba saatnya..
Takkan kunamainya dgn saat yg derita..
Kerana disitulah markas dakwah kita..
Ketika kelak lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahan kita..
Bantu aku utk bersama mendidiknya dgn harta yg halal,ilmu yg bermanfaat. .
Terutama dgn menanamkan pada diri mereka ketaatan kpd ALLAH..
Bunga akan indah pada waktunya . .
Iaitu ketika bermekaran menghiasi taman..
Maka kini telah kupersiapkan diri ini sebaik2nya,bersiap mnyambut khadiranmu dlm khidupanku..
Kini aku sedang belajar mnjadi yg terbaik..
Calon suamiku..
Inilah sekilas harapan yg kuukirkan dlm rangkaian kata..
Spt kata org tidak semua yg dirasakan dpt diungkap dgn kata2..
Itulah yg kini kuhadapi . .
Kelak saat kita sdg bersama maka,disitulah kau akan memahami diriku..
Sama halnya dgn diriku yg akan belajar memahami dirimu..
Bersabarlah calon suamiku..
Doaku selalu agar ALLAH memudahkan jlnmu mnjemputku sbg bidadarimu..
Semoga ALLAH selalu mnjagamu..
Agar tak tersentuh yg bukan mahrammu..
Meski hanya sehujung kuku..
Agar kau dapat mmpersembahkan dirimu untukku..
Spt halnya aku yg ingin mmpersembahkan diriku hanya utk dirimu..
Aku mencintaimu kerana ilmu yg ada pada dirimu..
Semoga Allah meredhai kehidupanmu dan semoga Allah mempertemukan kita dalam pertemuan yang abadi..berkekalan hingga ke syurgawi..
InsyaALLAH..
Wasalammualaikum..
PS: Perkongsian daripada Nota Sahabat, Rabiatul Adawiyah..
Monday, April 11, 2011
Sunday, April 10, 2011
Thoughts To Remember
Sunday that i am having now is quite different from usual routines i always do.
This once in a moon opportunity i try to pack in a lot of beneficial things. Realizing there are several TIME magazines i haven't read yet, then Alhamdulillah Allah has given me ample time to finish up reading all those materials. Just to improve and enhance knowledge in everything Allah Knows the best for me.
One of the topics highlighted in the magazine is about Go Ahead-Cry at work.. telling the readers how emotions affect ourselves being at workplace.
I am quite surprised and wondered why did the writer come up with this topic? Didn't she think that it's normal when people could never be seperated from own feelings?
The emotions i mean here such as anger, frustration, fear, anxiety and many more..
I was quite shocked when the writer wrote "...there are no clear protocols about emotional expression in the office".. saying that, are we a robot?, sensing nothing whenever we get scolded by anyone in the workplace or no response if our words did not meet our expectation?
For me, i agree when it says that "when someone gets emotional in the workplace, it makes the person seem more human".
Ha ha . . Maybe because i would also in the same situation as if my students did not do any tasks i had given them earlier, my temper would definitely rise.(However, most of the time i will try to get over the temper first)
We are just human being. Imperfect. Plus, showing the emotions should not be judging as signal of unprofessionalism or weakness. The issue is just....
How do we cope with those such feelings?
For example, a nice teacher sobbing after entered her class.. a disciplinary teacher gets temper with his students.
Therefore, when we meet people who express their feelings physically, let's try to understand their circumstances first.
Dont be too hurry judging them this and this.
Do listen and slow talk to them.
Once they have finished with theirs, show your love attitude. Give pleasant advice if necessary.
If we are the person who experincing it, then the first foremost is to be calm down. Release the feelings without letting others hurt.
Here, a good muslim should know well in handling himself/herself against disturbing times off him/her.
Learn to express of anger, frustration or sadness by equipping yourself with sense of control over the situation. Surely, we can avoid many terrible things from happening.
This once in a moon opportunity i try to pack in a lot of beneficial things. Realizing there are several TIME magazines i haven't read yet, then Alhamdulillah Allah has given me ample time to finish up reading all those materials. Just to improve and enhance knowledge in everything Allah Knows the best for me.
One of the topics highlighted in the magazine is about Go Ahead-Cry at work.. telling the readers how emotions affect ourselves being at workplace.
I am quite surprised and wondered why did the writer come up with this topic? Didn't she think that it's normal when people could never be seperated from own feelings?
The emotions i mean here such as anger, frustration, fear, anxiety and many more..
I was quite shocked when the writer wrote "...there are no clear protocols about emotional expression in the office".. saying that, are we a robot?, sensing nothing whenever we get scolded by anyone in the workplace or no response if our words did not meet our expectation?
For me, i agree when it says that "when someone gets emotional in the workplace, it makes the person seem more human".
Ha ha . . Maybe because i would also in the same situation as if my students did not do any tasks i had given them earlier, my temper would definitely rise.(However, most of the time i will try to get over the temper first)
We are just human being. Imperfect. Plus, showing the emotions should not be judging as signal of unprofessionalism or weakness. The issue is just....
How do we cope with those such feelings?
For example, a nice teacher sobbing after entered her class.. a disciplinary teacher gets temper with his students.
Therefore, when we meet people who express their feelings physically, let's try to understand their circumstances first.
Dont be too hurry judging them this and this.
Do listen and slow talk to them.
Once they have finished with theirs, show your love attitude. Give pleasant advice if necessary.
If we are the person who experincing it, then the first foremost is to be calm down. Release the feelings without letting others hurt.
Here, a good muslim should know well in handling himself/herself against disturbing times off him/her.
Learn to express of anger, frustration or sadness by equipping yourself with sense of control over the situation. Surely, we can avoid many terrible things from happening.
Lastly, i like this quotation taken from hadith saying:
"Orang mukmin yang kuat lebih baik daripada orang mukmin yang lemah. Oleh itu berpegang teguhlah pada tiap-tiap kebajikan yang akan memberi manfaat dan mohonlah pertolongan kepada Allah "
-Hadith Riwayat Muslim
PS: Have a wonderful weekends dear.. ;)
Saturday, April 2, 2011
As-Sajdah: Ku harap Namaku Diseru Kelak
Alhamdullillah.. segalanya syukur kepada Maha Perkasa Allah SWT kerana diizinkan kami berkumpul seramai 12 orang dalam usrah ABIM Kota Belud kali ini.
Sekali lagi Allah SWT memberi kejutan buat ana. Kehadiran yang menggembirakan, jika sebelum ini dengan bilangan 4 hingga 6 orang. Alhamdullillah..
Perbincangan kali ini mengenai Surah As Sajdah, surah ke-32, bermula ayat 10 hingga 17, tatkala ana terkesan dengan firmannya dalam ayat 12:
Dan jika sekiranya engkau lihat ketika orang-orang berdosa menundukkan kepalanya di sisi Tuhannya, lalu berkata: Ya Tuhan kami, kami telah lihat dan kami telah dengar (seksa yang kami mungkiri), sebab itu kembalikanlah kami (ke atas dunia), supaya kami kerjakan amalan soleh, sungguh kami yakin, (nescaya engkau lihatlah kejadian yang hebat).
Menceritakan fenomena yang berlaku di hari pembalasan kelak. Bagaimana orang-orang yang mendustakan kebenaran, pernah dulu berpaling daripada cara hidup islam semasa hayatnya di dunia. Tiba hari pembalasan, merayu-rayu kepada Allah SWT agar dikembalikan ke dunia dengan janji untuk beramal soleh.
Bagaimanapun,
Di sinilah Allah menempelak golongan ini, sambil mengingatkan kita semua dalam surah Al Anaam ayat 28 berbunyi:
"Bahkan, nyatalah bagi mereka apa-apa yang mereka sembunyikan masa dahulu. Jika sekiranya mereka dikembalikan (ke atas dunia), nescaya mereka akan kembali mengerjakan apa yang dilarang dan sesungguhnya mereka itu dusta belaka."
Ana berfikir sejenak tentang dambaan kita kepada hidayah dan taufik daripada Allah SWT. Kerana dengan cahaya keimananlah, kita dapat mengecapi kebahagiaan sebenar. Mengenal siapa Allah..
Sedangkan golongan kafir yang tidak dilapangkan dada mereka dengan kebenaran islam, tidak memiliki apa jua kekuatan untuk menyelamatkan diri. Inikan pula, kononnya mereka akan mempraktikkan islam dalam hayat andai dikembalikan ke dunia semula. Padahal, Allah jualah Maha Mengetahui apa yang terkandung dalam hati setiap hambaNYA.
Maka, firman Allah lagi dalam ayat seterusnya, ayat 14,
"Sebab itu, rasailah olehmu (seksa itu), kerana kamu telah melupakan pertemuan hari ini, sesungguhnya kami telah melupakan kamu pula, dan rasailah olehmu seksa yang kekal, kerana (dosa) yang telah kamu kerjakan."
Wahai para pembaca yang dirahmati Allah SWT,
Bagaimana agaknya perasaan kita jika dalam sehari itu, pasangan kita langsung tidak bertegur sapa dengan kita?
Sahabat baik kita baru melangsungkan majlis pernikahannya, namun kita langsung tidak dimaklumkan?
Kita mendapat keputusan yang cemerlang dalam peperiksaan, namun.. tidak ada seorangpun yang datang mengucapkan ucapan tahniah buat kita?
Apakah perasaannya jika merasakan diri kita semakin luput dan dilupakan?
Menanggung azab di neraka, tiada lagi syafaat datang membantu. Bahkan penghuni neraka itu rupa-rupanya langsung dilupakan.. Tiada siapa bertanya di mana mereka berada. Apa khabar mereka? Maka, tinggallah bersendirian selama-lamanya di sana dengan ditemani azab pedih silih berganti tidak pernah terhenti..
Akhirnya.......
Pulanglah kepada Allah SWT dengan jalan taubat. Mohonlah agar hati-hati kita semua akan Allah tetapkan dalam kebenaran islam. Sesungguhnya, Allah SWT Maha membolak-balikkan hati hamba-hambaNYA, namun InshaAllah.. selagi mana ketika sentiasa bermujahadah untuk terus konsisten @ istiqamah dengan kebaikan, pasti Allah SWT sentiasa menambahkan hidayah dan taufiqNYA.
Moga dirimu sentiasa dalam perlindunganNYA, sayang...
***********************************************************************************
Sekali lagi Allah SWT memberi kejutan buat ana. Kehadiran yang menggembirakan, jika sebelum ini dengan bilangan 4 hingga 6 orang. Alhamdullillah..
Perbincangan kali ini mengenai Surah As Sajdah, surah ke-32, bermula ayat 10 hingga 17, tatkala ana terkesan dengan firmannya dalam ayat 12:
Dan jika sekiranya engkau lihat ketika orang-orang berdosa menundukkan kepalanya di sisi Tuhannya, lalu berkata: Ya Tuhan kami, kami telah lihat dan kami telah dengar (seksa yang kami mungkiri), sebab itu kembalikanlah kami (ke atas dunia), supaya kami kerjakan amalan soleh, sungguh kami yakin, (nescaya engkau lihatlah kejadian yang hebat).
Menceritakan fenomena yang berlaku di hari pembalasan kelak. Bagaimana orang-orang yang mendustakan kebenaran, pernah dulu berpaling daripada cara hidup islam semasa hayatnya di dunia. Tiba hari pembalasan, merayu-rayu kepada Allah SWT agar dikembalikan ke dunia dengan janji untuk beramal soleh.
Bagaimanapun,
Di sinilah Allah menempelak golongan ini, sambil mengingatkan kita semua dalam surah Al Anaam ayat 28 berbunyi:
"Bahkan, nyatalah bagi mereka apa-apa yang mereka sembunyikan masa dahulu. Jika sekiranya mereka dikembalikan (ke atas dunia), nescaya mereka akan kembali mengerjakan apa yang dilarang dan sesungguhnya mereka itu dusta belaka."
Ana berfikir sejenak tentang dambaan kita kepada hidayah dan taufik daripada Allah SWT. Kerana dengan cahaya keimananlah, kita dapat mengecapi kebahagiaan sebenar. Mengenal siapa Allah..
Sedangkan golongan kafir yang tidak dilapangkan dada mereka dengan kebenaran islam, tidak memiliki apa jua kekuatan untuk menyelamatkan diri. Inikan pula, kononnya mereka akan mempraktikkan islam dalam hayat andai dikembalikan ke dunia semula. Padahal, Allah jualah Maha Mengetahui apa yang terkandung dalam hati setiap hambaNYA.
Maka, firman Allah lagi dalam ayat seterusnya, ayat 14,
"Sebab itu, rasailah olehmu (seksa itu), kerana kamu telah melupakan pertemuan hari ini, sesungguhnya kami telah melupakan kamu pula, dan rasailah olehmu seksa yang kekal, kerana (dosa) yang telah kamu kerjakan."
Wahai para pembaca yang dirahmati Allah SWT,
Bagaimana agaknya perasaan kita jika dalam sehari itu, pasangan kita langsung tidak bertegur sapa dengan kita?
Sahabat baik kita baru melangsungkan majlis pernikahannya, namun kita langsung tidak dimaklumkan?
Kita mendapat keputusan yang cemerlang dalam peperiksaan, namun.. tidak ada seorangpun yang datang mengucapkan ucapan tahniah buat kita?
Apakah perasaannya jika merasakan diri kita semakin luput dan dilupakan?
Menanggung azab di neraka, tiada lagi syafaat datang membantu. Bahkan penghuni neraka itu rupa-rupanya langsung dilupakan.. Tiada siapa bertanya di mana mereka berada. Apa khabar mereka? Maka, tinggallah bersendirian selama-lamanya di sana dengan ditemani azab pedih silih berganti tidak pernah terhenti..
Akhirnya.......
Pulanglah kepada Allah SWT dengan jalan taubat. Mohonlah agar hati-hati kita semua akan Allah tetapkan dalam kebenaran islam. Sesungguhnya, Allah SWT Maha membolak-balikkan hati hamba-hambaNYA, namun InshaAllah.. selagi mana ketika sentiasa bermujahadah untuk terus konsisten @ istiqamah dengan kebaikan, pasti Allah SWT sentiasa menambahkan hidayah dan taufiqNYA.
Moga dirimu sentiasa dalam perlindunganNYA, sayang...
***********************************************************************************
Tuesday, February 15, 2011
Titipan Buat Wanita
"Sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki."
Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apa gunanya aku menjadi perhatian lelaki andai murka Allah ada di situ.
Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya bisa menjadi milikmu seorang.
Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki sesuka hati.
Aku juga tidak mau menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku berikan.
Bagaimana akan kujawab di hadapan Allah kelak andai ditanya? Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi?
Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias peribadiku karena itulah yang dituntut oleh Allah.
Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik?
Tidak kunafikan sebagai remaja, aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu karena ia semata-mata untukmu.
Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain. Engkau berhak mendapat kasih yang tulen.
Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang lelaki ingin berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil aku kemukakan, tetapi dia tetap tidak berputus asa.
Aku merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan? Aku beristigfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.
Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku.
Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu. Aku tahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu.
Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.
Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.
Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita yang lain, dilamar lelaki yang bakal memimpinku ke arah tujuan yang satu.
Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassalam, yang mampu mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat.
Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah.
Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dibazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk membuat begitu.
Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.
Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari redha Illahi.
Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu.
Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu.
Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku. Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku.
Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga.
Seorang gadis yang membiarkan dirinya dikerumuni, didekati, diakrabi oleh lelaki yang bukan muhrimnya, cukuplah dengan itu hilang harga dirinya di hadapan Allah. Di hadapan Allah. Di hadapan Allah.
Yang dicari walau bukan putera raja, biarlah putera Agama.
Yang diimpi, biarlah tak punya rupa, asal sedap dipandang mata.
Yang dinilai, bukan sempurna sifat jasmani, asalkan sihat rohani dan hati.
Yang diharap, bukan jihad pada semangat, asal perjuangannya ada matlamat.
Yang datang, tak perlu rijal yang gemilang, kerana diri ini serikandi dengan silam yang kelam.
Yang dinanti, bukan lamaran dengan permata, cukuplah akad dan janji setia.
Dan yg akan terjadi, andai tak sama dgn kehendak hati, insyaAllah ku redha ketetapan Illahi..
Wahai wanita, ku ingatkan diriku dan dirimu, peliharalah diri dan jagalah kesucian.. semoga redha Allah akan sentiasa mengiringi dan memberkati perjalanan hidup ini.
P/s: Tertarik dengan artikel ini. Diambil daripada http://www.iluvislam.com/
Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apa gunanya aku menjadi perhatian lelaki andai murka Allah ada di situ.
Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya bisa menjadi milikmu seorang.
Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki sesuka hati.
Aku juga tidak mau menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku berikan.
Bagaimana akan kujawab di hadapan Allah kelak andai ditanya? Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi?
Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias peribadiku karena itulah yang dituntut oleh Allah.
Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik?
Tidak kunafikan sebagai remaja, aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu karena ia semata-mata untukmu.
Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain. Engkau berhak mendapat kasih yang tulen.
Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang lelaki ingin berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil aku kemukakan, tetapi dia tetap tidak berputus asa.
Aku merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan? Aku beristigfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.
Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku.
Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu. Aku tahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu.
Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.
Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.
Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita yang lain, dilamar lelaki yang bakal memimpinku ke arah tujuan yang satu.
Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassalam, yang mampu mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat.
Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah.
Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dibazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk membuat begitu.
Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.
Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari redha Illahi.
Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu.
Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu.
Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku. Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku.
Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga.
Seorang gadis yang membiarkan dirinya dikerumuni, didekati, diakrabi oleh lelaki yang bukan muhrimnya, cukuplah dengan itu hilang harga dirinya di hadapan Allah. Di hadapan Allah. Di hadapan Allah.
Yang dicari walau bukan putera raja, biarlah putera Agama.
Yang diimpi, biarlah tak punya rupa, asal sedap dipandang mata.
Yang dinilai, bukan sempurna sifat jasmani, asalkan sihat rohani dan hati.
Yang diharap, bukan jihad pada semangat, asal perjuangannya ada matlamat.
Yang datang, tak perlu rijal yang gemilang, kerana diri ini serikandi dengan silam yang kelam.
Yang dinanti, bukan lamaran dengan permata, cukuplah akad dan janji setia.
Dan yg akan terjadi, andai tak sama dgn kehendak hati, insyaAllah ku redha ketetapan Illahi..
Wahai wanita, ku ingatkan diriku dan dirimu, peliharalah diri dan jagalah kesucian.. semoga redha Allah akan sentiasa mengiringi dan memberkati perjalanan hidup ini.
P/s: Tertarik dengan artikel ini. Diambil daripada http://www.iluvislam.com/
Salam Maulidur Rasul
Kerinduan kepada Baginda dan kecintaan kepadanya.. Maka bersegeralah berangkat samada dalam keadaan senang atau susah.
Kembalikan fitrahmu kepada ketaatan sebenar kepada Risalah yang dibawa Baginda..
Itulah nikmat Islam
Rasulullah amat mengasihi umatnya.. sehingga itulah satu-satunya perkataan yang terpacul pada bibir baginda sebelum malaikat Jibril menarik nyawa baginda
Ya Rasulullah
Betapa diri kami amat memerlukanmu
Solawat, sunnahmu
Benar-benar pengubat rindu kami kepadamu
Sungguh Allah Maha Mengasihani
Dengan solawat
Kami jadi lebih harap untuk bertemu denganmu kelak
Dengan syafaat mu kami nantikan
Agar langkah kami kelak
Rahmat buat menduduki syurgaNYA
Kami merinduimu
Kami impikan belaianmu
Teguranmu
Tarbiyyahmu
Kami ingin menatap wajah suci Rasul
Pencinta kami sepanjang hayat
Kekasih Agung Allah SWT
Kami ingin bercerita denganmu
Kami ingin menangis bersamamu
Kami ingin tersenyum bersamamu
Kami ingin damai tenang bersamamu
Kami cinta dirimu
Sepanjang hayat kami
Kami sentiasa mengingati
Menanti dan mengharap pertemuan denganmu kelak
Moga Allah meredhai impian kami
Salam Maulidur Rasul 1432H
Buat Pencinta Nabi Junjungan Muhammad SAW
Friday, February 11, 2011
Bagaimanakah Berkasih
Ana terpanggil untuk berkongsi tentang satu peristiwa yang ditunggu-tunggu tanggal 14 Februari ini.
Kononnya Hari Memperingati Kekasih.
Ana kira menjadi kesempatan, ditunggu oleh sang perindu melampiaskan rasa kasih dan cinta kepada pasangan mereka.
Dan,
Bagi yang berpegang kepada akidah islam, bagaimana kita menanggapinya?
Ganti Kelas
Sesekali ana diminta menggantikan ketiadaan guru dalam subjek tertentu dalam kelas.
Kesempatan ini ana akan gunakan untuk bercerita dengan anak-anak murid. Hari itu Tentang,
Kemerosotan nilai kasih sayang.
Tergamaknya membunuh nyawa si kecil yang tidak berdaya. Dibuang sesuka hati. Ke tempat menjijikkan.
Ibu bapa yang berpenat lelah membesarkan anak-anak. Namun, dewasanya anak-anak itu, berjauhan mereka dari sisi ibu bapa. Terfikirkah ibu bapa mandiri anak-anak mendirikan solat apabila lepas dari jagaan mereka?
Atau, masihkah ada secebis ingatan tentang anak yang membesar dan kini membawa diri itu sebenarnya tahu atau celik dengan solat? Betulkah bacaan Al-Fatihahnya?
Adanya dikalangan saudara terdekat atau sahabat-sahabat yang masih jauh cara berpakaiannya dengan syariat. Sejauhmanakah kasih sayang kita kepada mereka sehingga kita sanggup menasihatinya untuk kembali kepada syariat?
Pasti hadir doa dan ingatan buat saudara seiman kita yang sedang bertarung nyawa untuk menuntut kebebasan seperti di Mesir dan Tunisia?
Cuba kita renungkan kembali. Cinta kita itu adakah membawa kita kembali ingat kepada Allah SWT.
Sebagai contoh, kita sayang kepada keluarga kita. Dengan titipan rasa itu, sehingga kita konsisten mendoakan kesejahteraan buat seisi keluarga walau jauh di mata. Kita serahkan mereka kepada Allah di dalam pemeliharaanNYA. Kebergantungan kepada Allah menjadikan kita beristiqamah mendirikan solat dan amal soleh.
Begitu jugalah kasih kita kepada sahabat-sahabat, anak-anak murid, saudara seiman di serata dunia dan sesiapa jua bersama-sama kita. Tidak sampai hati meninggalkan senarai nama yang tertahta di hati ini. Setia tersemat dalam hati kita kepada mereka.
Semuanya atas nama cinta. Berlandaskan kepada Redha Allah SWT..
Jernihkan Kembali
Maka, marilah jernihkan kembali pengisian dan curahan perasaan ini dengan cara yang diredhai Allah SWT.
Kita diberi nikmat kasih sayang, syukuri dengan menyambung kembali silaturrrahim sesama kita.
Perbanyakkan doa dan kebaikan buat saudara kita. Buat Nabi Junjungan SAW dan para sahabat..
Belai dan peluklah mereka.
Jabatlah kembali huluran persaudaraan dan saling bermaaf-maafan.
Tanyakan khabar mereka.
Carilah mereka yang sudah lama tidak bertamu dihadapan mata.
Janganlah terlalu asyik dengan amukan rindu dendam dengan pasangan teman wanita/lelaki masing-masing.
Pertahankanlah kesucian kasih sayang itu dengan bijaksana.
Hindari zina, sangka buruk, umpat dan caci.
Sertailah kembali pertemuan keluarga.
Bergabunglah kembali dengan jemaah yang sudah lama ditinggalkan.
Binalah mahligai rumahtangga dengan acuan mawaddah, sakinah dan rahmahNYA..
Binalah persahabatan yang sentiasa saling ingat-mengingati kepadaNYA..
Apa jua caranya..
Berkasih sayanglah demi redha Allah SWT.. Bukanlah caranya dengan meraihkan Valentine Day itu.
Semaikan keyakinan,
Agar di penghujung hayatmu, kau pergi dengan senyuman manis bertemu Kekasih Dengan HATI Sejahtera.
Bukankah ini yang kita inginkan?
Kerana Kematian pasti menjemput.
Segarkan pandanganmu..
Moga Allah SWT melapangkan hati kita untuk sentiasa mengingatiNYA, bersyukur dengan segala nikmatNYA dan beribadah dengan ikhlas kepadaNYA..
Kononnya Hari Memperingati Kekasih.
Ana kira menjadi kesempatan, ditunggu oleh sang perindu melampiaskan rasa kasih dan cinta kepada pasangan mereka.
Dan,
Bagi yang berpegang kepada akidah islam, bagaimana kita menanggapinya?
Ganti Kelas
Sesekali ana diminta menggantikan ketiadaan guru dalam subjek tertentu dalam kelas.
Kesempatan ini ana akan gunakan untuk bercerita dengan anak-anak murid. Hari itu Tentang,
Kemerosotan nilai kasih sayang.
Tergamaknya membunuh nyawa si kecil yang tidak berdaya. Dibuang sesuka hati. Ke tempat menjijikkan.
Ibu bapa yang berpenat lelah membesarkan anak-anak. Namun, dewasanya anak-anak itu, berjauhan mereka dari sisi ibu bapa. Terfikirkah ibu bapa mandiri anak-anak mendirikan solat apabila lepas dari jagaan mereka?
Atau, masihkah ada secebis ingatan tentang anak yang membesar dan kini membawa diri itu sebenarnya tahu atau celik dengan solat? Betulkah bacaan Al-Fatihahnya?
Adanya dikalangan saudara terdekat atau sahabat-sahabat yang masih jauh cara berpakaiannya dengan syariat. Sejauhmanakah kasih sayang kita kepada mereka sehingga kita sanggup menasihatinya untuk kembali kepada syariat?
Pasti hadir doa dan ingatan buat saudara seiman kita yang sedang bertarung nyawa untuk menuntut kebebasan seperti di Mesir dan Tunisia?
Cuba kita renungkan kembali. Cinta kita itu adakah membawa kita kembali ingat kepada Allah SWT.
Sebagai contoh, kita sayang kepada keluarga kita. Dengan titipan rasa itu, sehingga kita konsisten mendoakan kesejahteraan buat seisi keluarga walau jauh di mata. Kita serahkan mereka kepada Allah di dalam pemeliharaanNYA. Kebergantungan kepada Allah menjadikan kita beristiqamah mendirikan solat dan amal soleh.
Begitu jugalah kasih kita kepada sahabat-sahabat, anak-anak murid, saudara seiman di serata dunia dan sesiapa jua bersama-sama kita. Tidak sampai hati meninggalkan senarai nama yang tertahta di hati ini. Setia tersemat dalam hati kita kepada mereka.
Semuanya atas nama cinta. Berlandaskan kepada Redha Allah SWT..
Jernihkan Kembali
Maka, marilah jernihkan kembali pengisian dan curahan perasaan ini dengan cara yang diredhai Allah SWT.
Kita diberi nikmat kasih sayang, syukuri dengan menyambung kembali silaturrrahim sesama kita.
Perbanyakkan doa dan kebaikan buat saudara kita. Buat Nabi Junjungan SAW dan para sahabat..
Belai dan peluklah mereka.
Jabatlah kembali huluran persaudaraan dan saling bermaaf-maafan.
Tanyakan khabar mereka.
Carilah mereka yang sudah lama tidak bertamu dihadapan mata.
Janganlah terlalu asyik dengan amukan rindu dendam dengan pasangan teman wanita/lelaki masing-masing.
Pertahankanlah kesucian kasih sayang itu dengan bijaksana.
Hindari zina, sangka buruk, umpat dan caci.
Sertailah kembali pertemuan keluarga.
Bergabunglah kembali dengan jemaah yang sudah lama ditinggalkan.
Binalah mahligai rumahtangga dengan acuan mawaddah, sakinah dan rahmahNYA..
Binalah persahabatan yang sentiasa saling ingat-mengingati kepadaNYA..
Apa jua caranya..
Berkasih sayanglah demi redha Allah SWT.. Bukanlah caranya dengan meraihkan Valentine Day itu.
Semaikan keyakinan,
Agar di penghujung hayatmu, kau pergi dengan senyuman manis bertemu Kekasih Dengan HATI Sejahtera.
Bukankah ini yang kita inginkan?
Kerana Kematian pasti menjemput.
Segarkan pandanganmu..
Moga Allah SWT melapangkan hati kita untuk sentiasa mengingatiNYA, bersyukur dengan segala nikmatNYA dan beribadah dengan ikhlas kepadaNYA..
Thursday, February 10, 2011
Bisikan Cinta Buatmu
Dia memberitahuku
"Apalah sangat ujian dan kesusahan yang menimpa diriku"
Andai dinisbahkan dengan kesusahan dan kesengsaraan pejuang dahulu
Daku mengangguk setuju
Ku mengiyakan
Tidak lekang kata-kata itu menusuk fikiran
Berfikir tentang ZatNYA
Mengamati Nama-Nama INDAH
Dia
MAHA KAYA
MAHA MENDENGAR
MAHA MENGASIHI
Daku, sahabatmu
Memahami keadaanmu sayang
Tentang keberadaanmu
Membongkar hikmah tabiyyah buat dirimu
Ku tak mampu
Hanya lewat pertemuan itu,
Ku sedar,
Ingin ku katakan,
Allah sentiasa mengasihimu
Yakini betapa MAHA
Allah SWT
Kau katakan dengan keadaanmu,
Daku juga ingin ungkapkan,
Dengan ujian yang kau kira tidak seberapa itu,
Dirimu sentiasa dinantiNYA
Untuk merintih,
Berharap,
Berpaut,
Dan meminta
Maka,
Jangan kau mengecil-ecilkan
Apa yang melanda dirimu
Moga dikau sejahtera di dalam naungan rahmahNYA
Ku kirim bisikan cinta,
Buatmu wahai sahabat..
Biar hati kita terpaut
Bukan kerana bersua muka sentiasa
Ingatan tulus
Dalam doa dan sujud
Ku cinta dirimu keranaNYA
Subscribe to:
Posts (Atom)